LUWU UTARA - Guru adalah pemberi inspirasi, pemberi ilmu dan tauladan, serta pahlawan tanpa tanda jasa, termasuk sebagai penjaga moralitas anak bangsa dari generasi ke generasi.
Guru adalah pekerjaan yang mulia, profesi yang juga mulia, memuliakan, menyenangkan dan juga membahagiakan. Pertanyaannya, sudahkah guru mendapatkan mimpinya untuk sejahtera?
Baca juga:
Ernest, Apa itu Dunguh?
|
Ujar-ujaran di atas mempertegas bahwa guru honorer sudah selayaknya mendapatkan yang terbaik dari negara, seperti yang menjadi harapan Kadis Kominfo Luwu Utara, Nursalim.
“Kata pantas yang perlu dipersembahkan kepada guru di momentum Hari Guru ini, guru pemberi inspirasi, pemberi ilmu, pemberi tauladan, pahlawan tanpa jasa dan penjaga moralitas generasi, ” kata Nursalim, dalam unggahannya di akun facebook pribadinya, Senin (27/11/2023), kemarin.
Untuk itu, ia berharap pemerintah pusat dapat membuat kebijakan yang mendukung tugas-tugas para guru. “Dalam menunaikan tugasnya yang mulia itu, mereka membutuhkan kebijakan dari pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraannya, khususnya guru honorer, ” tulis dia.
Mantan Kepala BKPSDM ini menilai guru sebagai sosok yang sangat penting dalam menentukan perjalanan Indonesia dalam tiga masa, yaitu masa sejarah, masa sekarang dan masa depan.
Baca juga:
Semangat Demokrasi dalam Pilgub Sulsel 2024
|
“Sejarah masa lalu seperti di masa perjuangan kemerdekaan Jenderal Sudirman adalah sosok guru agama yang tampil memimpin pergerakan melawan dan mengusir penjajah dari bumi Indonesia, ” tulis dia lagi.
Lanjut ia menuliskan, di masa sekarang dan masa depan, guru tidak bisa dipisahkan dengan pembangunan sumber daya manusia sebagai pilar kunci kemajuan suatu bangsa.
Baca juga:
Stigma Epilepsi Yang Menggerogoti Kehidupan
|
“Ingat, jangan pernah berkata negatif kepada guru. Garu adalah segalanya untuk Indonesia di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, ” tulis dia lagi.
Dalam konteks global, lanjut dia, banyak negara di dunia yang sumber daya alamnya melimpah, tetapi sumber daya manusianya lemah. Akibat dari kondisi tersebut, negara akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan dalam segala aspek.
Ia juga mengingatkan bahwa guru adalah penentu masa depan bangsa Indonesia. Bisa disimpulkan bahwa tidak ada kemajuan, perubahan, akselerasi dan daya saing tanpa guru.
Mantan Kabag Ortala ini menambahkan bahwa guru patut mendapatkan segalanya dari negara, guru honorer pahlawan ketulusan, keikhlasan dan kesabaran.
“Terima kasih guru andalanku. Engkau hadir membawa cahaya kehidupan masa depan negeri kita. Tanpa hadirmu, Indonesia akan terjebak dalam kebodohan, kemunduran dan ketidakpastian, ” tutup Nursalim. (LHr)